I’m
Dreamer, Noy Yet a Writer, I’m RompasUpdate, よろしこおねがいします:D
Seorang
Blogger Yang Memiliki Mimpi Seperti Bajak Laut, Mencari Kejayaan Dengan
Mengikuti Suara Hati dan Mempunyai Keyakinan “Ketika Bendera Bajak Laut Telah
Berkibar Maka Tidak Ada Yang Mustahil Untuk Menggapai Mimpi.” rompasupdate.blogspot.com
KERJA PLAT
5.1 Tujuan Bab
Tujuan
dari bab ini adalah diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja tentang aplikasi penggunaan alat lukis, alat
potong, teknik-teknik penekukan dan penyambungan pelat serta penerapannya di
industri.
5.2. Prosedur Mengukur, Menandai Dan Melukis Pelat
Kualitas atau
ketelitian suatu hasil pekerjaan diantaranya ditentukan oleh bagaimana cara
melakukan pengukuran, menandai serta melukis pada saat pembuatan benda kerja.
Untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan proses-proses tersebut, maka perlu
difahami teknik-tekniknya.
a.
Mengukur
Ada dua cara yang biasa dilakukan dalam mengukur pada
pelat, yaitu dengan berpatokan pada ujung mistar atau berpatokan pada garis
ukur mistar. Kedua cara ini dapat dilakukan sesuai kondisi pengerjaan berda
kerja tersebut.
Berikut ini adalah contoh mengukur pada pelat menggunakan
mistar baja :
a. Patokan ujung
![]() |
b. Patokan garis ukur
![]() |
Gambar 57 : Teknik Mengukur
b. Menandai dan Melukis
Penandaan dalam pengerjaan pelat adalah proses sangat
penting, karena proses ini merupakan awal dari suatu pembentukan benda kerja.
Proses menandai biasanya dilakukan bersamaan dengan
proses mengukur dan melukis benda kerja. Tanda pada pelat dapat berupa garis tanda atau titik. Garis tanda dibuat menggunakan penggores, yakni untuk
memberi tanda batas ukuran, tanda tekukan,
coakan ataupun tanda pengerjaan lainnya. Sedangkan titik pada benda
kerja dapat dibuat menggunakan penitik garis dan penitik pusat.
Bentuk garis tanda dalam teknologi pengerjaan pelat cukup
bervariasi, yakni tergantung pada alat yang dipergunakan dan karakteristik pekerjaannya,
namun beberapa contoh berikut ini dapat dipakai, terutama dalam menerapkan
dasar-dasar melukis dan menandai pada pelat yang selanjutnya dapat dilukis
garis lurus horizontal dan/ atau garis vertikal, miring/ menyudut, tanda untuk
membuat lingkaran, dan lain-lain.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menarik garis atau melukis pada pelat adalah :
- Mata/ pandangan harus tegak lurus terhadap garis ukur agar tidak terjadi kesalahan akibat sudut pandang.
- Ujung penggores berada tepat pada garis ukuran.
- Kemiringan penggores harus sama sepanjang/ selama penarikan garis.
![]() |
TEKNIK YANG BENAR
![]() |
TEKNIK YANG SALAH
Gambar
58 : Teknik Menarik Garis / Melukis
Jika suatu pekerjaan memerlukan tanda dengan penitik,
misalnya titik pusat untuk kaki jangka tusuk atau titik pusat untuk pengeboran
ataupun titik-titik untuk memperjelas garis, maka dapat dilakukan setelah
dilakukan proses melukis. Untuk membuat titik pusat lingkaran atau untuk bor
digunakan penitik pusat ( sudut 90° ) dan untuk garis digunakan penitik garis ( sudut
60° )
Contohnya seperti gambar berikut ini :

![]() |
Memberi titik (tanda) pada garis
Aplikasi
penandaan titik pusat
Gambar 59 : Penandaan dengan Penitik
5. 3. Pemotongan Plat
Pemotongan pelat dapat dilakukan dengan menggunakan
gunting pelat, pahat, mesin potong atau dengan menggunakan gergaji untuk
pemotongan pelat yang relatif tebal.
a. Pemotongan dengan Gunting
Hasil pemotongan dengan menggunakan gunting sangat ditentukan oleh :
pemahaman tentang jenis dan fungsi gunting dan penguasaan teknik-teknik
menggunakan gunting. Dengan demikian, gunting yang sesuai dan teknik yang benar
akan menghasil potongan yang lebih baik serta waktu yang lebih singkat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunting pelat
adalah sebagai berikut :
1. Sisi potong gunting
harus selalu rapat. Jika renggang,
rapatkan dengan alat yang sesuai.
2.
Garis potong
dapat terlihat jelas.
3. Mata / pandangan
tegak lurus terhadap garis potongan.
4.
Benda kerja ( pelat ) diusahakan tidak terseger selama proses menggunting.

![]() |
Gambar 60 :
Menggunting Lurus dan Lengkung
b. Pemotongan dengan Pahat
Secara umum pahat
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kurang presisi/ kasar atau pekerjaan
yang tidak bisa dikerjakan dengan alat-alat kerja pelat yang lain,
sehingga kadangkala memerlukan
pengerjaan lanjutan, seperti pengikiran atau grinda
Jenis pahat yang
biasa digunakan adalah pahat rata ( flat
cold chissel ), yakni digunakan untuk memotong pelat yang relatif tipis,
mencoak dan membuat lubang pada pelat.
c.
Pemotongan dengan Mesing Potong ( Shearing Machine )
Mesing potong atau gilotin (shearing
machine/ guillotine ) merupakan
salah satu mesin potong pelat yang utama dalam
pengerjaan pelat. Mesin ini terutama digunakan untuk memotong lurus dan siku
suatu pelat. Kemampuan potong gilotin cukup bervariasi, yakni sangat tergantung pada
tipe, teknologi ataupun kapasitas dari mesin tersebut.
Secara umum ada dua jenis
gilotin yang biasa dipakai pada bengkel-bengkel pengerjaan pelat :
1. Gilotin
Pedal/ Injak
Gilotin jenis ini mampu
memotong sepanjang 1050 mm dengan ketebalan pelat ± 1,5 mm.
Cara memotongnya dapat
dilaksanakan dengan memberi tanda (garis) pada pelat atau dengan menggunakan
mistar pembatasan yang ada di depan maupun dibelakang pisau potongnya.
Cara menggunakan mistar pembatas depan adalah sebagai
berikut :
·
Gunakan mistar baja atau mistar gulung untuk menentukan
ukuran potong.
·
Ukur mulai sisi pemotong bawah sesuai dengan yang
dikehendaki sampai mistar pembatas.
·
Kencangkan
bautnya
·
Letakkan sisi pelat yang akan dipotong pada mistar
pembatas
·
Tekan pedal sampai pelat terpotong.
Cara menggunakan mistar pembatas belakang adalah sebagai
berikut :
·
Ukur jarak antara sisi pemotong bawah dan mistar pembatas
dibelakang lebar yang dikehendaki.
·
Masukkan pelat dari sisi depan sampai mengenai mistar
pembatas.
·
Tekan/injak pedal pemotong sampai pelat terpotong
2. Gilotin Elektris ( Power Guillotine )
Mesin potong ini digunakan
secara luas untuk pelat-pelat yang relafif tebal (antara 2 - 13 mm) yang tidak
mampu dilakukan oleh tenaga manusia.
Tenaga untuk memotong
digerakkan oleh motor listrik yang kemudian dilanjutkan oleh kopling mekanik atau hidrolik, sehingga
dalam pengoperasiannya tidak membutuhkan tenaga yang besar.

Gambar 61 : Memotong
dengan Mesin Potong
Hal-hal yang perlu
diperhatikan jika memotong dengan mesin potong adalah sebagai berikut :
1. Mesin potong harus diset/ distel sesuai dengan tebal bahan yang akan
dipotong, yaitu penyetelan kerapatan pisau dan penyetelan tekanan ( jika ada ).
2. Pembatas ukuran distel secara tepat atau garis potong dapat terlihat jelas
( jika pemotongan secara manual/ tanpa pembatas ).
3. Saat mesin beroperasi, yakinkan bahwa pelat yang dipotong terjepit dengan
kuat agar saat pisau potong atas menekan tidak akan menggeser pelat.
4. Jangan berada dibelakang mesin saat proses pemotongan berlangsung, karena
hasil potongan pelat dapat menimbulkan kecelakaan.
5. Jangan memotong pelat yang tebalnya diatas kemampuan mesin.
5.4. Penekukan Plat
a.
Bentuk-bentuk Tekukan dan Bentangannya
Penekukan
pelat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan palu dan
landasan atau dengan menggunakan mesin tekuk atau mesin pres.
Berbagai bentuk tekukan dapat dilakukan dengan palu dan landasan,
demikian juga dengan menggukan mesin tekuk, namun secara umum bentuk-bentuk
tekukan dalam kerja pelat adalah sebagai berikut :
·
Tekukan searah atau
berlawanan arah
·
Tekukan satu atau dua sisi
·
Tekukan lebih dari dua sisi
Adapun
dasar bentuk-bentuk tekukan pada pengerjaan pelat adalah sebagai berikut :





Untuk
aplikasi pada pekerjaan armatur/ kabinet ( cabinet making ),
bentuk-bentuk tekukan seperti di atas dapat berlaku pada tekukan satu sisi, dua
atau lebih; dan hal ini sangat tergantung pada disain pekerjaan.
Prinsip
gambar bentangan adalah mengembalikan suatu hasil tekukan kepada bentuk
awalnya ( pelat/rata ) melalui teknik-teknik proyeksi garis dan
bidang.
Berdasarkan
dasar bentuk-bentuk tekukan, maka dapat dikembangan gambar-gambar bentangan sebagai
berikut :
Bentangan untuk
satu kali tekukan searah pada dua sisi
|
|

Cara
Penggambaran :
Perhatikan gambar dasar tekukan, kemudian dengan
menarik garis proyeksi dari titik a dengan pusat o akan didapat
titik a’. Maka jarak a ke a’ adalah bentangan tekukan (
satu tekukan ).
Dengan cara yang sama, maka selanjutnya akan dapat
dibuat bentangan-bentangan yang lain, baik yang searah maupun yang berlawanan
arah atau tekukan satu sisi, dua sisi maupun lebih.
b. Metode Penekukan
1. Penekukan dengan
Palu dan Landasan
Walaupun proses pengerjaan
pelat secara luas telah menggunakan mesin-mesin tekuk dan pres, namun untuk
penerapan keterampilan dasar dan untuk pekerjaan tertentu masih diperlukan
pengerjaan secara manual, yaitu dengan palu dan landasan.
Palu yang biasa digunakan dalam pengerjaan pelat,
khususnya penekukan adalah palu keras ( baja ) dan palu lunak ( mallet ). Palu baja yang banyak dipakai
adalah palu konde, palu pen; sedang palu lunak yang biasa dipakai adalah palu
plastik atau kayu.


palu konde palu
pen


palu kayu palu plastik
Gambar 62 : Palu Baja dan
Mallet
Adapun jenis landasan yang
lazim digunakan untuk menekuk adalah landasan muka rata/ sudut, pinggir lurus atau landasan
kombinasi.
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||


Gambar 63 : Landasan
2. Penekukan dengan Mesin Tekuk
Penggunaan
mesin lipat / tekuk pelat adalah untuk mempercepat suatu proses penekukan dan
untuk mencapai tingkat ketelitian tertentu. Sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi; mesin tekuk telah berkembang sedemikian rupa, mulai dari yang
dioperasikan secara manual sampai dengan yang dioperasikan secara otomatis atau
dengan komputer (CNC).
a. Mesin Tekuk Terbatas( Bench / Adjustable Folder )
![]() |
Gambar 64 : Mesin
Tekuk Terbatas
Cara mengoperasikannya :
·
Siapkan pelat yang akan ditekuk
·
Atur lebar tekukan sesuai dengan
yang dikehendaki
·
Masukkan pelat sampai mengenai
kisi-kisi pembatas
·
Angkat batang / tuas penekuk
sampai batas sudut yang dikehendaki.
·
Kembalikan batang penekuk pada
kedudukan semula.

![]() |
Gambar 65 : Mesin Tekuk Universal
Cara
mengoperasikannya :
·
Tentukan dan lukis garis tekukan
sesuai keperluan.
·
Masukkan pelat yang akan ditekuk
dan paskan pada garis tekukan.
·
Jepit dengan klem/ tuas pengikat.
·
Angkat batang penekuk sampai batas
sudut yang dikehendaki.
·
Kembalikan batang penekuk pada
posisi semula.

![]() |
|||
![]() |
|||
Gambar 66 : Mesin Tekuk Kotak
Cara mengoperasikannya :
·
Tentukan dan lukis garis tekukan
sesuai keperluan/ gambar kerja.
·
Pasang dan atur sepatu tekuk sesuai
dengan panjang tekukan.
·
Masukkan pelat yang akan ditekuk
dan paskan pada garis tekukan.
·
Jepit dengan klem/ tuas pengikat.
·
Angkat batang penekuk sampai batas
sudut yang dikehendaki.
·
Kembalikan batang penekuk pada
posisi semula.
d. Mesin Tekuk Pres ( Press Brake )
![]() |
Gambar 67 : Mesin Tekuk Pres
Cara mengoperasikannya :
·
Tentukan dan lukis garis tekukan
sesuai keperluan/ gambar kerja atau atur pembatas tekukan ( secara manual atau
otomatik ) pada mesin tekuk.
·
Pasang dan atur sepatu tekuk sesuai
dengan panjang tekukan dan V-bar ( bending bar ) sesuai dengan tebal
bahan yang ditekuk.
·
Hidupkan mesin, dan jika mesin
dilengkapi dengan pengatur tekanan, maka aturlah pengatur tekanan sesuai
ketentuan ( berdasarkan tebal bahan dan lebar tekukan ).
·
Masukkan pelat yang akan ditekuk
dan paskan pada garis tekukan atau sampai menyentuh pembatas tekukan.
·
Lakukan penekukan dengan menekan
tombol/ handle penekukan.
·
Keluarkan pelat dari mesin.
5.5. Penyambungan Plat
Penyambungan pelat, khususnya
penyambungan pada pelat tipis dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain
adalah dengan sambungan keling, sambungan lipat, atau dengan sambungan las
titik.
Aplikasi
penggunaan macam-macam sambungan pelat tersebut sangat tergantung pada
keperluan atau tujuan pembuatan, kekuatan konstruksi sambungan, tingkat
kerapatan (kedap), atau fungsi benda kerja yang dibuat.
a. Sambungan Keling
( Rivet )
Menyambung
pelat dengan menggunakan paku keling ( sambungan keling ) masih banyak
digunakan pada konstruksi pelat tipis, karena dapat dilakukan dengan mudah dan
relatif kuat, walaupun tidak begitu
kedap.
Jenis
paku keling cukup beragam, sehingga dilakukan dengan cara atau alat yang
beragam pula, namun yang banyak dipakai pada konstruksi pelat tipis adalah sbb
:
1. Rivet set
![]() |
|||
![]() |
|||
Gambar 68 : Rivet
Set
2.
Pengeling Pop ( Blint Riveter)
![]() |
Gambar 69 :
Pengeling Pop
Cara kerja pengeling pop :
·
Tempatkan/ masukkan paku keling pop
ke lubang sambungan keling dan pasangkan pengeling pop sampai rapat dengan
permukaan paku kelin.

·
Tekan tuas pengeling pop beberapa
kali sambil pengeling ditekan sampai paku penariknya putus.

·
Tarik tuas pengeling dan keluarkan
paku penarik yang telah putus..
![]() |
Gambar 70: cara kerja pengeling pop
c. Sambungan Las Titik
1. Mesin Las Titik
Portabel
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Gambar 71 : Mesin Las Titik Portabel
2. Mesin Las Titik
Standar
Mesin
las titik standar ( pedestal spot welding
) mempunyai ukuran dan kapasitas lebih besar dari mesin las titik portabel,
sehingga perlu diperhatikan beberapa hal bila menggunakan mesin las titik
standar, yaitu :
·
Diameter penampang elektroda = 4 x
tebal pengelasan
·
Permukaan elektroda harus bersih dan
tidak ada lapisan yang memungkinkan tidak mengalirnya arus listrik.
·
Lama pengelasan harus disesuaikan
dengan tebal bahan yang disambung.
·
Sirkulasi air pendingin harus berjalan selama proses
pengelasan.
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
Gambar
72 : Mesin Las Titik Standar
Proses Pengelasan :
![]() |
1 2 3 4
Gambar 73
: Proses pengelasan
Keterangan
:
1. Pelat dijepit
antara dua elektroda ( atas dan bawah )
2. Saat jepitan
sempurna terjadi pengelasan yang lamanya diatur oleh timer
3. Pelat telah
tersambung
4. Elektroda kembali
pada posisi semula.
5.6. Rangkuman Bab
Kerja pelat adalah
suatu proses membuat benda kerja dari lempengan pelat yang dibentuk sedemikian
juga agar dapat membentuk suatu benda yang dapat digunakan. Lempengan pelat
yang kita gunakan dalam pembuatan benda kerja memiliki ketebalan 0.8mm
Kami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Mobile : 0813-1084-9918
Whatsapp : 0813-1084-9918
name : Tommy. K
Email1 : tommy.transcal@gmail.com